Jumat, 16 Desember 2016

Pacaran apa Nikah Muda ?


Menikah yuukk !!,  berpacaran di era sekarang ini sudah sangat lazim dilakukan oleh kalangan muda. Kalo dulu berpacaran dilakukan oleh pasangan yang mau menikah atau bertunangan, sekarang berpacaran sudah mewabah dan menjadi budaya sampai ke kalangan anak SD. Miris memang.

Perberpacaran ini tentunya dilakukan karena hasrat yang timbul tetapi belum menikah. Dalam berpacaran, sepasang kekasih dapat menjalin hubungan jangka panjang tanpa harus terikat dengan kewajiban seperti hal-nya sesudah menikah. Berpacaran biasanya dilakukan karena belum nikah. Menikah usia mudah bagaikan phobia karena keadaan seperti belum mapan atau mandiri.

Para pelaku berpacaran tidak sedikit yang melanggar norma sosial, dan agama. Perbuatan yang belum sepantasnya dilakukan oleh sepasang insan yang belum nikah ini, malah sering dipertontonkan di depan umum. Pegangan tangan, pelukan, ciuman seakan merupakan hal biasa bagi yang yang melihat.

Atau yang malah abai terhadapnya. Ia merasa bangga bergandengan, merasa sudah dewasa. Bila ditanya ia menjawab, “kami saling cinta kok”, atau jawaban yang bikin kesel, “kayak gak pernah muda aja...”. Barangkali juga ada dari ia mengucapkan berpacaran buat penyemangat. Moduskah?

Banyak sekali yang menyaksikan berita mengenai tindakan mesum di hotel, di kosan, di taman, yang pelakunya ditangkap satpol PP dan diidentifikasi belum nikah. Atau di malam mingguan, banyaknya pasangan yang pergi kesana sini menyalurkan hasrat cintanya --katanya-- sehingga saking cintanya mampu mengalahkan pasangan yang sudah menikah, dan bermesraan dan gombal-gombalan, “aku nggak bisa hidup tanpamu..” rupanya seminggu setelah putus masih nampak batang hidungnya di persimpangan jalan. Masih hidup ternyata.

Begitulah. Menjalin hubungan yang tidak sah, lalu banyak diantara ia yang hamil di luar nikah. Sebagian dari pasangan, cowoknya lari tidak mau tanggung jawab. Lari sambil diselimuti ketakutan dan rasa bersalah. Rasa sakit hati, rasa menyesal, malu menjadi satu. Terasa lain tatapan tetangga sekarang.

pacaran rasanya menyenangkan. Ya, menyenangkan. Perbuatan dosa pasti terasa nikmatnya bila dilakukan secara khidmat. Puncak dari berberpacaran adalah perbuatan intim pasangan yang mengakibatkan lahirnya anak haram dan semakin rusak perasaan bila pasangan laki-laki melarikan diri. Lalu keluarlah cacian makian, atau seperti julukan yang ‘booming’ belakangan ini, lelaki kardus.

Kejadian seperti di atas malah semakin parah karena banyak dari kalangan perempuan yang menyukai laki-laki nakal, gaul atau berandal. Alasannya tak lain adalah gengsi yang berlebihan. Memiliki pacar seseorang yang gaul dianggap akan membuat reputasinya nangkring ke tingkat dewa. Katanya biar bisa sering-sering keluar malam, makan di cafe, dll. Ini semua adalah prestasi buruk bangsa ini. Rapor jelek.

Manusia fitrahnya memang menyukai lawan jenis, punya hasrat, memang tidak salah menyukai pasangan jenis. Saya pun begitu sob. Namun sudah ada cara untuk menyalurkannya, nikah.

Yap, nikah adalah cara mulia yang disediakan oleh agama untuk pasangan yang saling mencintai. Dengan menikah, apapun hasrat bisa tersalurkan dengan lancar. Tidak ada gangguan, tidak ada tetangga dengan tatapan curiga, tidak timbul fitnah, malah bisa menjadi ladang amal bagi keduanya.

Namun, sedikit dari kalangan muda --yang cukup umur-- mau untuk menikah lantaran masih terlalu muda. Berbagai alasan ia lontarkan, mulai dari karena belum mapan, masih terlalu muda, belum ketemu jodoh, belum ganteng, belum cantik, dsb.

Ia lebih memilih untuk berberpacaran yang katanya biar berpengalaman dan tidak grogi nantinya. Alasan yang tidak masuk akal sebenarnya. Atau alasan lain, seperti ingin kerja dulu. Nah, alasan ini lebih masuk akal. Tapi apa bagusnya kerja sambil berpacaran, tidak bakalan fokus. Apa bedanya dengan kerja setelah nikah? Lebih aman ‘kan.

Bila sanggup tidak berberpacaran, ya tidak usah berpacaran. Lebih baik kerja dulu. Tapi bila tidak sanggup tidak berpacaran, ya nikah. Nikah dengan berpacaran tidak jauh beda, perbedaanya terletak di tiga puluh menit prosesi ijab kabul. Bila sudah menikah, halal.

Lalu bagaimana caranya bila tidak sanggup berpacaran tapi belum mapan? Tenang saja, rezki calonmu sudah ada di  tanganmu bila sudah jadi suami. Ingat, tiap makhluk punya rezki dari Tuhannya. Bila sudah jadi suami, otomatis rezkinya dikasih ke kamu. Ya bagi dua dong.

Seandainya ada orang cerewet yang bertanya lagi, bagaimana cara melamar dan ngomong ke bapaknya? Sebagai laki-laki anda harus bisa meyakinkan wali calon anda sebaik mungkin, tentunya anda tidak bisa melamar bila tidak punya pekerjaan. Yang penting punya penghasilan. Nikah tidak harus pakai acara pesta. Ijab kabul saja sudah nikah namanya. Yang penting halal, kata iklan.

Anda yang sedang berberpacaran sebaiknya mengetahui konsekuensi dalam berberpacaran. Ada kalanya  anda putus, lalu anda kecewa, sakit hati nggak sembuh-sembuh, sakit tahu rasanya! Saya juga ngalamin. Hubungan anda tidak permanen, bisa saja pasangan anda pergi mencari pasangan lain karena belum ada ikatan pernikahan. Ada kalanya anda melakukan hubungan terlarang, anda --perempuan--hamil. Lalu anda menanggung resiko berupa malu, gunjingan orang-orang, ditambah lagi bila pasangan anda kabur. Lengkap sudah derita.
 nikah yang sangat kompleks yang melibatkan fisik, pikiran, mental, dan keberanian dalam menempuh kehidupan yang berbeda.
Saat itu seseorang memulai memvariasikan hidupnya dengan mencoba menjadi bagian dari hidup orang lain, dan menjalin hubungan yang berasaskan saling melengkapi untuk mencapai satu kebahagiaan yang ditempuh bersama-sama.
Di sebagian kebudayaan, meniqah di usia muda adalah hal yang tabu dan asing, apalagi di zaman sekarang.
Manusia zaman sekarang lebih mementingkan karir yang belum tentu membahagiakannya dan membuat hidupnya lebih tenang.
Ia berusaha mencari sebanyak-banyaknya kenikmatan dunia namun tanpa seseorang yang bisa diajak berbagi suka dan duka di sisinya.
Sebagian yang lain, mencoba untuk menyempurnakan kekayaannya dan berharap dengan banyaknya kekayaan ia akan lebih mudah menjalani ruma tangga.
Tidaklah salah seseorang tersebut menjalani karir kerjanya untuk berusaha mendapatkan harta, namun akan sampai sekaya apakah yang baru yang akan merasa siap untuk meniqah?
Di sisi lain ada golongan masyarakat yang menunda pernikahan dengan alasan untuk mendewasakan diri terlebi dahulu.
Ia beralasan ingin mempelajari dulu bagaimana sifat dan karakter dari lawan jenis agar ia merasa lebih mampu dan mapan dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
Untuk ia, kembali yang ajukan pertanyaan di atas, sampai ingin sedewasa apakah dirimu, baru kau berani untuk meniqah?
Ada lagi kenyataan bahwa sebagian paramedis berpendapat bahwa meniqah di usia muda itu akan membahayakan sistem reproduksi perempuan, dikarenakan sistem reproduksinya belum matang.
Kami katakan, “Pernyataan ia itu hanya mengada-ngada..!” Menstruasinya seorang gadis merupakan pertkamu bahwa rahimnya telah siap menerima benih.
Ia berkata bahwa usia ideal meniqah adalah 25, 26, atau 27, dengan alasan, rahimnya telah lebih siap menerima janin, dan ia juga akan terhindar dari kanker rahim atau kanker serviks.
Sunggu merupakan alasan yang dibuat-buat.
Kami takut bahwa pernyataan yang ia (ilmuan barat) keluarkan itu, hanya karena benci dengan banyaknya jumlah kaum muslimin sekamuinya umat islam muda
Maka, ketika Kamu bertemu dengan seorang dokter yang pernyataannya sama dengan ilmuan-ilmuan barat tersebut, abaikan saja ucapannya.
Baiklah, sekarang yang akan membahas beberapa manfaat sosial dan medis yang akan didapat oleh seseorang bila ia memilih untuk meniqah di usia muda. Berikut ulasannya:
1. Membangun Keseimbangan Awal
Usia muda adalah masa ketika gejolak jiwa mulai bertumbuh, dan merupakan masa dimana Kamu butuh seseorang untuk menopang diri dan hidup Kamu agar hidup Kamu lebi teratur, terarah, dan seimbang.
Adalah sangat bermanfaat ketika Kamu sedang berusaha dalam karir Kamu ada seseorang di samping Kamu yang siap membantu seluruh kesulitan yang Kamu hadapi dalam pekerjaan dan hidup Kamu.
Ia akan menjadi tempat bagi Kamu dalam mengungkapkan setiap keluh kesah yang Kamu alami dalam hidup. Ia juga merupakan penerang ketika Kamu menjadapi jalan yang gelap lagi buntu.
2. Saat Terbaik Untuk Saling Menyesuaikan
Bila yang perhatikan, akhir-akhir ini di daerah perkotaan sangat marak perceraian. Sebenarnya apakah yang menyebabkan hal ini bisa terjadi?
Kebanyakan orang di daerah perkotaan, ia sengaja menunda meniqah dengan alasan karir dan kedewasaan, padahal ini merupakan hal yang salah.
Cobalah renungkan, bila dua orang individu yang telah kuat dalam suatu prinsip, lantas ternyata setelah ia meniqah ia menemukan saling ketidak cocokan pada prinsip masing-masing, bukankah hal ini akan lebih mudah membuat hancur sebuah pernikahan.
Meniqah di usia muda itu bagai membentuk sebuah adonan kue, Kamu akan belajar bagaimana caranya untuk lebih saling pengertian.
Menyesuaikan karakter akan lebih mudah dilakukan saat usia masih muda.
Sungguh, Kamu tidak akan bisa memulai suatu pernikahan bila yang Kamu cari adalah seseorang yang sempurna.
Memang dalam diri yang telah ada karakter-karakter tertentu yang sangat yang sukai dan yang berharap agar karakter itu ada pada jodoh yang.
Di sisi lain, telah ada stkamurisasi tertentu yang harus Kamu pakai dalam aturan agama. Hal ini, sangatlah penting, karena kesamaan prinsip dan akidah akan membuat hubungan lebi kuat.
Ketika prinsip Kamu adalah hanya ingin meniqah dengan orang yang sempurna menurut pkamungan Kamu, maka Kamu telah menjadi orang yang egois dan munafik.
Dalam masa perjalanan pernikahan kelak, sifat diantara satu sama lain pada sebuah jodoh akan berubah. Sifat ia akan menyesuaikan pada sifat jodohnya.
Selama mengarungi bahtera rumah tangga, masing-masing jodoh akan belajar tentang karakter bagaimana yang disukai dan dibenci oleh jodohnya, sehingga dia bisa menyesuaikan dirinya.
4. Berjuang Untuk Menjaga Kesucian
Memang, di zaman ini seks bebas bukanlah merupkan suatu hal yang asing dan aneh. Dimana-mana ada seks bebas. Namun, apaka yang harus mengikuti perkembangan zaman yang seperti ini?
Sungguh, Allah telah memberikan sebuah solusi yang indah bagi dua orang individu yang ingin saling memenuhi kebutuhan seksualnya, yakni pernikahan.
Dengan menjalani suatu pernikahan yang akan lebih mudah untuk mengatur emosi seksual yang, dan lebih menjaga diri yang dari maksiat kepada Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah shallalahu `alahi wassalam:
Wahai para pemuda! Siapa saja di antara kalian berkemampuan untuk nikah, maka meniqahlah, karena pernikahan itu lebih mudah menundukkan pkamungan dan lebih membentengi farji (kemaluan). Siapa saja yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat membentengi dirinya. (al-Bukhari)
Selain itu, dengan meniqah akan meningkatkan nilai ketakwaan yang di hadapan Allah akan sangat banyak keutamaan dan anugerah yang akan yang peroleh dari sebua pernikahan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallalahu `alahi wassallam:
Siapa saja meniqah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi. (Thabrani dan Hakim)
5. kesepian
Demi Allah!, bila Kamu menunggu untuk menjadi seseorang yang benar-benar sempurna baik di bidang agama, sosial, atau materi, maka selamanya Kamu tidak akan punya peluang untuk menikmati indahnya kehidupan yang bernama pernikahan.
Merupakan hal yang sangat terpuji bila seseorang berusaha semaksimal mungkin memantaskan dirinya agar kelak dapat menjadi orang yang pantas bagi jodoh hidupnya.
Sangatlah mulia seorang hamba yang belajar al-Quran, belajar Hadist, bahasa arab, mencari kekayaan, dan kedewasaan sebelum ia meniqah.
Namun, banyak pula yang berpersepsi bahwa hanya dengan sempurnanya diri dan amal ibadahnyalah kehidupan berumah tangganya akan sukses.
Sahabatku, hidup itu adalah sebua proses, proses mendewasakan dan proses yang menjadikan seseorang lebih pantas.
Adalah suatu pilihan yang tepat bila seseorang memilih menikan walaupun ia masih faqir baik dalam ilmu maupun amal. Pernikahan akan membuat amal dan ilmu lebih sempurna.
Di lain sisi, ia juga akan membuatmu lebih kaya dan berkecukupan, sebagaimana firman Allah azza wa jalla:
Nikahkanlah manusia yang sendirian di antara kamu, dan manusia yang patut (nikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Bila ia miskin,  Allah akan cukupkan ia dengan kurnia-Nya.  Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (an-Nur : 32)


untuk kamu yang pengen segera menikah, buka saja website meniqah.com  :) 

dan untuk cemilan yang enak-enak bisa buka saja di kletikan.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar