Menikah yuukk !!, berpacaran di era
sekarang ini sudah sangat lazim dilakukan oleh kalangan muda. Kalo dulu berpacaran
dilakukan oleh pasangan yang mau menikah atau bertunangan, sekarang berpacaran
sudah mewabah dan menjadi budaya sampai ke kalangan anak SD. Miris memang.
Perberpacaran ini
tentunya dilakukan karena hasrat yang timbul tetapi belum menikah. Dalam berpacaran,
sepasang kekasih dapat menjalin hubungan jangka panjang tanpa harus terikat
dengan kewajiban seperti hal-nya sesudah menikah. Berpacaran biasanya dilakukan
karena belum nikah. Menikah usia mudah bagaikan phobia karena keadaan seperti
belum mapan atau mandiri.
Para pelaku berpacaran
tidak sedikit yang melanggar norma sosial, dan agama. Perbuatan yang belum
sepantasnya dilakukan oleh sepasang insan yang belum nikah ini, malah sering
dipertontonkan di depan umum. Pegangan tangan, pelukan, ciuman seakan merupakan
hal biasa bagi yang yang melihat.
Atau yang malah abai
terhadapnya. Ia merasa bangga bergandengan, merasa sudah dewasa. Bila ditanya ia
menjawab, “kami saling cinta kok”, atau jawaban yang bikin kesel, “kayak gak
pernah muda aja...”. Barangkali juga ada dari ia mengucapkan berpacaran buat
penyemangat. Moduskah?
Banyak sekali yang
menyaksikan berita mengenai tindakan mesum di hotel, di kosan, di taman, yang
pelakunya ditangkap satpol PP dan diidentifikasi belum nikah. Atau di malam
mingguan, banyaknya pasangan yang pergi kesana sini menyalurkan hasrat cintanya
--katanya-- sehingga saking cintanya mampu mengalahkan pasangan yang sudah
menikah, dan bermesraan dan gombal-gombalan, “aku nggak bisa hidup tanpamu..”
rupanya seminggu setelah putus masih nampak batang hidungnya di persimpangan
jalan. Masih hidup ternyata.
Begitulah. Menjalin
hubungan yang tidak sah, lalu banyak diantara ia yang hamil di luar nikah.
Sebagian dari pasangan, cowoknya lari tidak mau tanggung jawab. Lari sambil
diselimuti ketakutan dan rasa bersalah. Rasa sakit hati, rasa menyesal, malu menjadi
satu. Terasa lain tatapan tetangga sekarang.
pacaran rasanya
menyenangkan. Ya, menyenangkan. Perbuatan dosa pasti terasa nikmatnya bila
dilakukan secara khidmat. Puncak dari berberpacaran adalah perbuatan intim
pasangan yang mengakibatkan lahirnya anak haram dan semakin rusak perasaan bila
pasangan laki-laki melarikan diri. Lalu keluarlah cacian makian, atau seperti
julukan yang ‘booming’ belakangan ini, lelaki kardus.
Kejadian seperti di
atas malah semakin parah karena banyak dari kalangan perempuan yang menyukai
laki-laki nakal, gaul atau berandal. Alasannya tak lain adalah gengsi yang
berlebihan. Memiliki pacar seseorang yang gaul dianggap akan membuat
reputasinya nangkring ke tingkat dewa. Katanya biar bisa sering-sering keluar
malam, makan di cafe, dll. Ini semua adalah prestasi buruk bangsa ini. Rapor
jelek.
Manusia fitrahnya
memang menyukai lawan jenis, punya hasrat, memang tidak salah menyukai pasangan
jenis. Saya pun begitu sob. Namun sudah ada cara untuk menyalurkannya, nikah.
Yap, nikah adalah cara
mulia yang disediakan oleh agama untuk pasangan yang saling mencintai. Dengan
menikah, apapun hasrat bisa tersalurkan dengan lancar. Tidak ada gangguan,
tidak ada tetangga dengan tatapan curiga, tidak timbul fitnah, malah bisa
menjadi ladang amal bagi keduanya.
Namun, sedikit dari
kalangan muda --yang cukup umur-- mau untuk menikah lantaran masih terlalu
muda. Berbagai alasan ia lontarkan, mulai dari karena belum mapan, masih
terlalu muda, belum ketemu jodoh, belum ganteng, belum cantik, dsb.
Ia lebih memilih untuk
berberpacaran yang katanya biar berpengalaman dan tidak grogi nantinya. Alasan
yang tidak masuk akal sebenarnya. Atau alasan lain, seperti ingin kerja dulu.
Nah, alasan ini lebih masuk akal. Tapi apa bagusnya kerja sambil berpacaran,
tidak bakalan fokus. Apa bedanya dengan kerja setelah nikah? Lebih aman ‘kan.
Bila sanggup tidak berberpacaran,
ya tidak usah berpacaran. Lebih baik kerja dulu. Tapi bila tidak sanggup tidak berpacaran,
ya nikah. Nikah dengan berpacaran tidak jauh beda, perbedaanya terletak di tiga
puluh menit prosesi ijab kabul. Bila sudah menikah, halal.
Lalu bagaimana caranya
bila tidak sanggup berpacaran tapi belum mapan? Tenang saja, rezki calonmu
sudah ada di tanganmu bila sudah jadi
suami. Ingat, tiap makhluk punya rezki dari Tuhannya. Bila sudah jadi suami,
otomatis rezkinya dikasih ke kamu. Ya bagi dua dong.
Seandainya ada orang
cerewet yang bertanya lagi, bagaimana cara melamar dan ngomong ke bapaknya?
Sebagai laki-laki anda harus bisa meyakinkan wali calon anda sebaik mungkin,
tentunya anda tidak bisa melamar bila tidak punya pekerjaan. Yang penting punya
penghasilan. Nikah tidak harus pakai acara pesta. Ijab kabul saja sudah nikah
namanya. Yang penting halal, kata iklan.
Anda yang sedang berberpacaran
sebaiknya mengetahui konsekuensi dalam berberpacaran. Ada kalanya anda putus, lalu anda kecewa, sakit hati
nggak sembuh-sembuh, sakit tahu rasanya! Saya juga ngalamin. Hubungan anda
tidak permanen, bisa saja pasangan anda pergi mencari pasangan lain karena belum
ada ikatan pernikahan. Ada kalanya anda melakukan hubungan terlarang, anda
--perempuan--hamil. Lalu anda menanggung resiko berupa malu, gunjingan
orang-orang, ditambah lagi bila pasangan anda kabur. Lengkap sudah derita.
nikah yang sangat kompleks yang melibatkan fisik,
pikiran, mental, dan keberanian dalam menempuh kehidupan yang berbeda.
Saat itu seseorang
memulai memvariasikan hidupnya dengan mencoba menjadi bagian dari hidup orang
lain, dan menjalin hubungan yang berasaskan saling melengkapi untuk mencapai
satu kebahagiaan yang ditempuh bersama-sama.
Di sebagian
kebudayaan, meniqah di usia muda adalah hal yang tabu dan asing, apalagi di
zaman sekarang.
Manusia zaman sekarang
lebih mementingkan karir yang belum tentu membahagiakannya dan membuat hidupnya
lebih tenang.
Ia berusaha mencari
sebanyak-banyaknya kenikmatan dunia namun tanpa seseorang yang bisa diajak
berbagi suka dan duka di sisinya.
Sebagian yang lain,
mencoba untuk menyempurnakan kekayaannya dan berharap dengan banyaknya kekayaan
ia akan lebih mudah menjalani ruma tangga.
Tidaklah salah
seseorang tersebut menjalani karir kerjanya untuk berusaha mendapatkan harta,
namun akan sampai sekaya apakah yang baru yang akan merasa siap untuk meniqah?
Di sisi lain ada
golongan masyarakat yang menunda pernikahan dengan alasan untuk mendewasakan
diri terlebi dahulu.
Ia beralasan ingin
mempelajari dulu bagaimana sifat dan karakter dari lawan jenis agar ia merasa
lebih mampu dan mapan dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
Untuk ia, kembali yang
ajukan pertanyaan di atas, sampai ingin sedewasa apakah dirimu, baru kau berani
untuk meniqah?
Ada lagi kenyataan
bahwa sebagian paramedis berpendapat bahwa meniqah di usia muda itu akan membahayakan sistem reproduksi perempuan, dikarenakan sistem reproduksinya belum matang.
Kami katakan,
“Pernyataan ia itu hanya mengada-ngada..!” Menstruasinya seorang gadis
merupakan pertkamu bahwa rahimnya telah siap menerima benih.
Ia berkata bahwa usia
ideal meniqah adalah 25, 26, atau 27, dengan alasan, rahimnya telah lebih siap
menerima janin, dan ia juga akan terhindar dari kanker rahim atau kanker
serviks.
Sunggu merupakan
alasan yang dibuat-buat.
Kami takut bahwa
pernyataan yang ia (ilmuan barat) keluarkan itu, hanya karena benci dengan
banyaknya jumlah kaum muslimin sekamuinya umat islam muda
Maka, ketika Kamu
bertemu dengan seorang dokter yang pernyataannya sama dengan ilmuan-ilmuan
barat tersebut, abaikan saja ucapannya.
Baiklah, sekarang yang
akan membahas beberapa manfaat sosial dan medis yang akan didapat oleh
seseorang bila ia memilih untuk meniqah di usia muda. Berikut ulasannya:
1. Membangun
Keseimbangan Awal
Usia muda adalah masa
ketika gejolak jiwa mulai bertumbuh, dan merupakan masa dimana Kamu butuh
seseorang untuk menopang diri dan hidup Kamu agar hidup Kamu lebi teratur,
terarah, dan seimbang.
Adalah sangat
bermanfaat ketika Kamu sedang berusaha dalam karir Kamu ada seseorang di
samping Kamu yang siap membantu seluruh kesulitan yang Kamu hadapi dalam
pekerjaan dan hidup Kamu.
Ia akan menjadi tempat
bagi Kamu dalam mengungkapkan setiap keluh kesah yang Kamu alami dalam hidup.
Ia juga merupakan penerang ketika Kamu menjadapi jalan yang gelap lagi buntu.
2. Saat Terbaik Untuk
Saling Menyesuaikan
Bila yang perhatikan,
akhir-akhir ini di daerah perkotaan sangat marak perceraian. Sebenarnya apakah
yang menyebabkan hal ini bisa terjadi?
Kebanyakan orang di
daerah perkotaan, ia sengaja menunda meniqah dengan alasan karir dan
kedewasaan, padahal ini merupakan hal yang salah.
Cobalah renungkan, bila
dua orang individu yang telah kuat dalam suatu prinsip, lantas ternyata setelah
ia meniqah ia menemukan saling ketidak cocokan pada prinsip masing-masing,
bukankah hal ini akan lebih mudah membuat hancur sebuah pernikahan.
Meniqah di usia muda itu bagai membentuk sebuah adonan kue, Kamu
akan belajar bagaimana caranya untuk lebih saling pengertian.
Menyesuaikan karakter
akan lebih mudah dilakukan saat usia masih muda.
Sungguh, Kamu tidak
akan bisa memulai suatu pernikahan bila yang Kamu cari adalah seseorang yang
sempurna.
Memang dalam diri yang
telah ada karakter-karakter tertentu yang sangat yang sukai dan yang berharap
agar karakter itu ada pada jodoh yang.
Di sisi lain, telah
ada stkamurisasi tertentu yang harus Kamu pakai dalam aturan agama. Hal ini,
sangatlah penting, karena kesamaan prinsip dan akidah akan membuat hubungan
lebi kuat.
Ketika prinsip Kamu
adalah hanya ingin meniqah dengan orang yang sempurna menurut pkamungan Kamu,
maka Kamu telah menjadi orang yang egois dan munafik.
Dalam masa perjalanan
pernikahan kelak, sifat diantara satu sama lain pada sebuah jodoh akan berubah.
Sifat ia akan menyesuaikan pada sifat jodohnya.
Selama mengarungi
bahtera rumah tangga, masing-masing jodoh akan belajar tentang karakter
bagaimana yang disukai dan dibenci oleh jodohnya, sehingga dia bisa
menyesuaikan dirinya.
4. Berjuang Untuk
Menjaga Kesucian
Memang, di zaman ini
seks bebas bukanlah merupkan suatu hal yang asing dan aneh. Dimana-mana ada
seks bebas. Namun, apaka yang harus mengikuti perkembangan zaman yang seperti
ini?
Sungguh, Allah telah
memberikan sebuah solusi yang indah bagi dua orang individu yang ingin saling
memenuhi kebutuhan seksualnya, yakni pernikahan.
Dengan menjalani suatu
pernikahan yang akan lebih mudah untuk mengatur emosi seksual yang, dan lebih
menjaga diri yang dari maksiat kepada Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah shallalahu
`alahi wassalam:
Wahai para pemuda!
Siapa saja di antara kalian berkemampuan untuk nikah, maka meniqahlah, karena
pernikahan itu lebih mudah menundukkan pkamungan dan lebih membentengi
farji (kemaluan). Siapa saja yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa, karena
puasa itu dapat membentengi dirinya. (al-Bukhari)
Selain itu, dengan meniqah
akan meningkatkan nilai ketakwaan yang di hadapan Allah akan sangat banyak keutamaan
dan anugerah yang akan yang peroleh dari sebua pernikahan. Sebagaimana sabda
Rasulullah shallalahu `alahi wassallam:
Siapa saja meniqah,
maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Hendaklah ia bertaqwa kepada
Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi. (Thabrani dan Hakim)
5. kesepian
Demi Allah!, bila Kamu
menunggu untuk menjadi seseorang yang benar-benar sempurna baik di bidang
agama, sosial, atau materi, maka selamanya Kamu tidak akan punya peluang untuk
menikmati indahnya kehidupan yang bernama pernikahan.
Merupakan hal yang
sangat terpuji bila seseorang berusaha semaksimal mungkin memantaskan dirinya
agar kelak dapat menjadi orang yang pantas bagi jodoh hidupnya.
Sangatlah mulia
seorang hamba yang belajar al-Quran, belajar Hadist, bahasa arab, mencari
kekayaan, dan kedewasaan sebelum ia meniqah.
Namun, banyak pula
yang berpersepsi bahwa hanya dengan sempurnanya diri dan amal ibadahnyalah
kehidupan berumah tangganya akan sukses.
Sahabatku, hidup itu adalah sebua proses, proses
mendewasakan dan proses yang menjadikan seseorang lebih pantas.
Adalah suatu pilihan
yang tepat bila seseorang memilih menikan walaupun ia masih faqir baik dalam
ilmu maupun amal. Pernikahan akan membuat amal dan ilmu lebih sempurna.
Di lain sisi, ia juga
akan membuatmu lebih kaya dan berkecukupan, sebagaimana firman Allah azza
wa jalla:
Nikahkanlah manusia
yang sendirian di antara kamu, dan manusia yang patut (nikah) dari hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. Bila ia miskin, Allah akan cukupkan ia
dengan kurnia-Nya. Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (an-Nur : 32)
untuk kamu yang pengen segera menikah, buka saja website meniqah.com :)
dan untuk cemilan yang enak-enak bisa buka saja di kletikan.com
untuk kamu yang pengen segera menikah, buka saja website meniqah.com :)
dan untuk cemilan yang enak-enak bisa buka saja di kletikan.com